Selain peran utamanya sebagai tempat tinggal kita, sebenarnya lingkungan telah memberi kita ‘lebih’. Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak menyadari manfaat maupun akibatnya jika mengabaikan lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri, sejak dahulu kala manusia telah bergantung
hidup pada lingkungan sebagai sumber pangan. Untuk berpindah tempat dari satu
tempat ke tempat yang lain manusia membutuhkan lingkungan hidup yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Manusia juga menggunakannya sebagai bahan
baku yang kemudian dapat di jual demi pundi-pundi uang. Bahkan, untuk
berinteraksi dengan sesama manusia dan makhluk lainnya, lingkungan juga ikut
berpartisipasi.
Lingkungan hidup memiliki pengaruh pada kehidupan manusia. Kita
seharusnya sadar bahwa lingkungan hidup yang memberikan kemudahan hidup ini
pada dasarnya sangat terbatas. Untuk membantu mengurangi keterbatasan tersebut,
kita dapat melakukan balas budi dengan ikut mengembangkan lingkungan hidup
disekitar atau hanya dengan tidak merusak lingkungan yang telah ada. Itu akan
sangat membantu bagi lingkungan hidup kita yang sudah terganggu saat ini.
1. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan
lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam
yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup.
Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara
lain meliputi hal-hal berikut ini.
a.
Letusan Gunung Api
Letusan gunung api dapat menyemburkan
lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas,
serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan
adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.
Aliran lava dan uap panas dapat mematikan
semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat
menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. Uap
belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena
dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu vulkanis sangat
berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan hewan), hal
ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika (Si) yang sangat
tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di dedaunan tidak dapat
hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak bisa melakukan
fotosintesis sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan gunung memerlukan
waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu untuk
kembali ke kondisi normal tergantung pada
kekuatan ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah
kembali ke kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur
karena mengalami proses peremajaan tanah.
b
. Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Masih ingatkah kalian dengan peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam di penghujung tahun 2004 yang lalu? Contoh peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dengan kekuatan 9,0 skala richter. Peristiwa tersebut merupakan gempa paling dasyat yang menelan korban diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa. Gempa bumi juga pernah melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter.
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Masih ingatkah kalian dengan peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam di penghujung tahun 2004 yang lalu? Contoh peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dengan kekuatan 9,0 skala richter. Peristiwa tersebut merupakan gempa paling dasyat yang menelan korban diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa. Gempa bumi juga pernah melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter.
c . Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk
fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena
murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri.
Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi
terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah
basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat
juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di
kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena
rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat
banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena
tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil
budidaya manusia. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir
setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah
di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa
daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir
akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.
d . Tanah anah Longsor
Karakteristik
tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat
terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana
alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman,
sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah
longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki
topografi agak miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah
longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada
bulan Desember 2007.
e
. Badai/Angin Topan
Angin
topan terjadi karena perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu
daerah sehingga menyebabkan angin bertiup lebih kencang. Di beberapa belahan
dunia, bahkan sering terjadi pusaran angin. Bencana alam ini pada umumnya
merusakkan berbagai tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana
infrastruktur dan dapat membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering
melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di
Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan
yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
f
. Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari
bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang
terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari
biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya
sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran
hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia
Dalam
memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan
ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh
aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar
(polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar
tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam
pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu
pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan
oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu
bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin
pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara,
antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon
(O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang
dapat merusak dan mencemari
air, tanah, atau tumbuhan. Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik
ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah.
Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan
kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah
kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak
rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah
sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat
diolah atau dimanfaatkan.
Pencemaran
air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam
air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya,
selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat
menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air
adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk,
tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Pencemaran suara adalah
tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang
memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari
suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin
pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek
psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung,
penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah
tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
b . Degradasi Lahan
Degradasi
lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan.
Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan
lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk
degradasi lahan, misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan
hutan.
1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran.
2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapatberkurang.
3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.
1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran.
2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapatberkurang.
3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.
Komentar
Posting Komentar